Tradisi Gosok Arang

1668305919059.jpg

Gosok arang adalah tradisi yang sampai sekarang masih sangat diminati penduduk desa Data Dian. Tradisi ini cukup menyenangkan, menurut cerita para tetua di desa apa bila padi mulai mengeluarkan buahnya, maka para penduduk desa mulai beramai-ramai gosok arang dalam bahaasa Kayan (Pusut Angah). Dahulu tradisi ini ada aturannya, laki-laki tidak boleh mengosok arang pada wajah laki-laki, demikian juga sebaliknya dengan perempuan, dan anak-anak tidak boleh mengosok arang pada orang yang lebih tua usianya dari pada anak tersebut. Artinya, orang dewasa mengosok orang dewasaa, dan anak-anak mengosok anak-anak juga.

Pada masa kini, tradisi ini sering diadakan pada bulan Desember awal Januari bertepatan dengan perayaan Natal dan penyambutan Tahun Baru. Hal inilah yang seringkali menjadi kerinduan setiap anak-anak  yang mengikuti Pendidikan di kota yang tidak bisa pulang ke kampung halaman, momen bermain gosok arang sangatlah mneyenangkan dan menegangkan dan momen ini hanya di gelar satu kali dalam setahun, diantara perayaan Natal dan penyambutan Tahun baru yang disesuaikan dengan mulainya padi berbuah.

Sekarang ada beberapa aturan tradisi lama yang mulai hilang, disebabkan karena kurangnya jumlah kaum perempuan dibandingkan laki-laki, yang mengakibatkan laki-laki kadangkala terpaksa mengosok arang pada laki-laki. Selain itu kaum perempuan telah banyak yang takut atau kurang berminat main gosok arang karena beberapa menganggap permainan gosok arang mempersulit perawatan kulit wajah. Berbeda dengan laki-laki, mereka justru semakin menyukai tradisi gosok arang karena hanya di lakukan satu kali dalam setahun, dan memang untuk kaum laki-laki perawatan kulit tidak menjadi prioritas utama bagi mereka.

Pada saat menggosok arang bagian yang paling rawan kena arang ialah bagian wajah, pada saat menggosok seluruh permukaan wajah harus di gosok arang kecuali mata dan gigi saja yang tersisa putih. Bagi Sebagian orang yang merupakan pendatang baru di desa Data Dian diharuskan bisa mengikuti tradisi ini, tidak boleh marah apa bila wajahnya di gosok arang oleh penduduk setemoat. Apa bila ada yang marah dan tidak menerima wajahnya di gosok arang yang merupakan permainan tradisi maka bisa saja dikenakan denda Adat, sesuai dengan aturan adat yang sudah ditetapkan secara turun-temurun. (Nyurang Leving)

Bagikan post ini: